Kegiatan ziarah di Jumu'ah Legi dibulan Januari ini dipungkasi dengan ziarah ke Makam "MBAH NYAI JUWET" yang berada Desa Ngembal Kulon Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Setiap tahunnya haul beliau di adakan setiap tanggal 20 Muharram, bersamaan dengan Haul Mbah Rejokusumo. Beliau juga merupakan cikal bakal desa Ngembal Kulon Jati Kudus. Banyak warga desa Ngembal yang ziarah ke makam beliau ini, begitu pula warga di luar desa Ngembal juga banyak yang ziarah kesini. Makam beliau terletak dipemakaman umum, di sebelah utara-nya Musholla Darul Falah Ngembal Kulon Jati Kulon tetapi ada salah satu makam yang diberi cungkup (itulah makam beliau).
Ada suatu cerita tentang asal usul Desa Ngembal Kulon:
Ngono ke Info Seputar Kudus - ISK
Asal Mulo Desa Ngembal Kulon:
Legenda desa ngembal kulon
Saat kalamoedin berseteru dengan joeweriyah alias djoewet antara batas tanah perdikan yang mereka diami
Datanglah pontjowati untuk melerai.
Pontjowati bilang, siapa diantara kalian yang datang lebih pagi sebelum matahari terbit berhak menaruh kembal diarea ini.
Kembal adalah nama tanda batas yang terbuat dari tanah liat dicampur jerami
Kembal nama lain dari galeng
Pulanglah kalamoedin dan djoewet kerumah masing masing
Malam harinya
tengah malam djoewet datang mendekati lokasi lebih dulu
dengan harapan sebelum ayam berkokok,
dia bisa membuat kembal diarea tersebut lebih awal dari pada kalamoedin
Namun ternyata dia keringan\ bangun kesiangan karena matahari menjelang terbit
Dan kalamoedin datang habis subuh
Maka dia bisa membuat kembal lebih banyak dari pada djoewet
Karena djoewet tau kalau kalamoedin dapat tanah perdikannya lebih besar maka marahlah djoewet
Kembal yang dibuat kalamoedin diklotok\dilepas semua sama joewet
Dan diganti kembalnya djoewet
Waktu kalamoedin memeriksa kembalnya pada hilang
Dia curiga kalau kembalnya pada diklotoki\dilepasi
kalamoedin langsung marah
Dari situlah mereka berdua berseteru
Karena kesaktiannya Kembal yang dibuat kalamoedin bergetar mengeluarkan asap tebal retak retak dan mengeras jadi boto\bata merah beterbangan siap menyerang djoewet
Dan area tersebut tanahnya jadi gersang
Tak kalah hebatnya
Sedangkan djowet memegang tongkat bambunya dan mengeluarkan angin ribut siap melawan kesaktian kalamoedin
Karena pertikaian sedang dimulai
Pada saat itu datanglah pontjowati untuk melerai perseteruan mereka
Dan berkata
Goro goro ngembal dadi reributan \ gara gara pembatas menjadi permusuhan
Mulai dino iki tanah perdikan kene dibagi loro
sing wetan tak wenehi tetenger ngembal boto bagiane kalamoedin\ mulai sekarang tanah pekarangan sini dibagi dua bagian
yang timur dikasih nama ngembal boto bagiannya kalamoedin
Sing mengulon bagiane djoewet \ pembatas kebarat bagiannya djoewet
Pontjowati kebiasaanya kalau bicara seringnya pakai huruf ng
Contohnya
Kalau memanggil ali dia bilang ngali
Kalau manggil usman dia bilang ngusman
Ketuk\totogan\pertigaan dia bilang ngetuk
Kerik dia bilang ngerik
Kejebor lemah dia bilang ngejebor lemah dst
Dan kata kembal dia bilang ngembal
Pada saat itulah padukuhan terbagi dua
antara ngembal boto
dan ngembal kulon
kalamoedin perjalanan pulang sampai totog\ketuk\ngetuk
dia sambil berdoa
Lemah bagianku sak iki wis bero,
Tak dongakno mugo mugo dadi rejo\
tanah bagianku sekarang sudah tandus,
kudoakan suatu saat akan sejahtera
Dari kata itulah daerah tersebut menjadi desa ngembal rejo.
Ngembal rejo adalah daerah pedagang mulai dari rokok madumongso tahu tempe krupuk genteng dll
Karena jaman dulunya daerah tersebut gersang
Lain dengan ngembal kulon
Daerahnya subur dibidang pertanian
Sawahnya luas
Sementara djowet perjalanan pulang melewati daerah kembal yang diklotoki\ dilepasi
Dan daerah itu dia kasih nama dukuh klotok
Dan daerah yang mana ia turu keringan \tertidur kesiangan
Ia memberi nama dukuh keringan
Sesampai didepan rumah tongkat bambunya ditancapkan ditanah lumpur
kemudian tongkat bambu bertunas tumbuh berkembang menjadi bambu sedapur\serumpun
dukuh tersebut sekarang bernama dukuh dapur\sedapur\ndapur
Antara kalamoedin dan djoewet mulai hidup rukun
Kalau ada perselisihan tanah perdikan mereka minta nasehat sama pontjowati
Untuk menghindari perselisihan
tlatah Ketuk\ngetuk pun dibagi dua
Ngetuk utara ikut ngembal redjo
Ngetuk selatan termasuk tambak bojo ikut kembal kulon
Diantara ketiga tokoh besar itu sekarang jadi pepunden daerah tersebut
Punden mbah pontjowati
Punden mbah kalamoedin
Punden mbah njai djoewet
Pada setiap tahunnya punden tersebut dibulan suro dihormati warga setempat untuk diadakan acara bukak luwur\ganti kelambu
Sebagian besar masyarakat Desa Ngembal Kulon bergerak di bidang industri kecil dan rumah tangga, industri bahan bangunan dan jasa.
Masyarakat desa Ngembal Kulon adalah pengrajin genteng yang sudah mempunyai nama dipasaran baik tingkat nasional.
Dengan menyandang nama
“Genteng pres kodok Ngetuk”,
dengan kualitas yang tidak diragukan lagi.
Dan berkembang lagi produk gentheng jenis flam mirip jati wangi
orang sekitar menyebut genteng mantili
Keberadaan industri genteng adalah urat nadi perekonomian desa, dengan melibatkan tenaga kerja dari lingkungan sendiri yang berasal dari anggota keluarga juga menyedot tenaga kerja dari luar kota
Posisi desa Ngembal Kulon
dapat kita ketahui bersama termasuk kawasan strategis Kabupatan Kudus
karena dengan adanya jalan lingkar timur
dan jalan kudus-pati yang merupakan potensi perdagangan yang sangat menjanjikan.
Namun dalam industri gentheng mereka kalah sama pihak pedagang atau pemasok
Karena rata rata pembuat genteng kehidupannya cenderung pas pasan dibandingkan dengan bakul atau tengkulak gentheng yang lebih sejahtera kehidupannya
Walau mereka hartanya banyak tapi dalam bentuk persawahan warisan dari leluhurnya terdahulu
Makanya kalau orang daerah tersebut berangkat haji, harus menjual sawahnya dulu buat modal berhaji
Orang sekitar mengatakan kaji galeng
karena dia menunaikan ibadah haji, hasil dari menjual sawahnya
pembangunan NTC
(Ngembal Trade Centre).
NTC merupakan pasar modern yang pertama kalinya ada di provinsi Jawa Tengah.
Mudah mudahan Pembangunan NTC ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian perdagangan di desa Ngembal Kulon.
sumber: https://www.facebook.com/InfoSeputarKudus/posts/959536754065749
Asal Mulo Desa Ngembal Kulon:
Legenda desa ngembal kulon
Saat kalamoedin berseteru dengan joeweriyah alias djoewet antara batas tanah perdikan yang mereka diami
Datanglah pontjowati untuk melerai.
Pontjowati bilang, siapa diantara kalian yang datang lebih pagi sebelum matahari terbit berhak menaruh kembal diarea ini.
Kembal adalah nama tanda batas yang terbuat dari tanah liat dicampur jerami
Kembal nama lain dari galeng
Pulanglah kalamoedin dan djoewet kerumah masing masing
Malam harinya
tengah malam djoewet datang mendekati lokasi lebih dulu
dengan harapan sebelum ayam berkokok,
dia bisa membuat kembal diarea tersebut lebih awal dari pada kalamoedin
Namun ternyata dia keringan\ bangun kesiangan karena matahari menjelang terbit
Dan kalamoedin datang habis subuh
Maka dia bisa membuat kembal lebih banyak dari pada djoewet
Karena djoewet tau kalau kalamoedin dapat tanah perdikannya lebih besar maka marahlah djoewet
Kembal yang dibuat kalamoedin diklotok\dilepas semua sama joewet
Dan diganti kembalnya djoewet
Waktu kalamoedin memeriksa kembalnya pada hilang
Dia curiga kalau kembalnya pada diklotoki\dilepasi
kalamoedin langsung marah
Dari situlah mereka berdua berseteru
Karena kesaktiannya Kembal yang dibuat kalamoedin bergetar mengeluarkan asap tebal retak retak dan mengeras jadi boto\bata merah beterbangan siap menyerang djoewet
Dan area tersebut tanahnya jadi gersang
Tak kalah hebatnya
Sedangkan djowet memegang tongkat bambunya dan mengeluarkan angin ribut siap melawan kesaktian kalamoedin
Karena pertikaian sedang dimulai
Pada saat itu datanglah pontjowati untuk melerai perseteruan mereka
Dan berkata
Goro goro ngembal dadi reributan \ gara gara pembatas menjadi permusuhan
Mulai dino iki tanah perdikan kene dibagi loro
sing wetan tak wenehi tetenger ngembal boto bagiane kalamoedin\ mulai sekarang tanah pekarangan sini dibagi dua bagian
yang timur dikasih nama ngembal boto bagiannya kalamoedin
Sing mengulon bagiane djoewet \ pembatas kebarat bagiannya djoewet
Pontjowati kebiasaanya kalau bicara seringnya pakai huruf ng
Contohnya
Kalau memanggil ali dia bilang ngali
Kalau manggil usman dia bilang ngusman
Ketuk\totogan\pertigaan dia bilang ngetuk
Kerik dia bilang ngerik
Kejebor lemah dia bilang ngejebor lemah dst
Dan kata kembal dia bilang ngembal
Pada saat itulah padukuhan terbagi dua
antara ngembal boto
dan ngembal kulon
kalamoedin perjalanan pulang sampai totog\ketuk\ngetuk
dia sambil berdoa
Lemah bagianku sak iki wis bero,
Tak dongakno mugo mugo dadi rejo\
tanah bagianku sekarang sudah tandus,
kudoakan suatu saat akan sejahtera
Dari kata itulah daerah tersebut menjadi desa ngembal rejo.
Ngembal rejo adalah daerah pedagang mulai dari rokok madumongso tahu tempe krupuk genteng dll
Karena jaman dulunya daerah tersebut gersang
Lain dengan ngembal kulon
Daerahnya subur dibidang pertanian
Sawahnya luas
Sementara djowet perjalanan pulang melewati daerah kembal yang diklotoki\ dilepasi
Dan daerah itu dia kasih nama dukuh klotok
Dan daerah yang mana ia turu keringan \tertidur kesiangan
Ia memberi nama dukuh keringan
Sesampai didepan rumah tongkat bambunya ditancapkan ditanah lumpur
kemudian tongkat bambu bertunas tumbuh berkembang menjadi bambu sedapur\serumpun
dukuh tersebut sekarang bernama dukuh dapur\sedapur\ndapur
Antara kalamoedin dan djoewet mulai hidup rukun
Kalau ada perselisihan tanah perdikan mereka minta nasehat sama pontjowati
Untuk menghindari perselisihan
tlatah Ketuk\ngetuk pun dibagi dua
Ngetuk utara ikut ngembal redjo
Ngetuk selatan termasuk tambak bojo ikut kembal kulon
Diantara ketiga tokoh besar itu sekarang jadi pepunden daerah tersebut
Punden mbah pontjowati
Punden mbah kalamoedin
Punden mbah njai djoewet
Pada setiap tahunnya punden tersebut dibulan suro dihormati warga setempat untuk diadakan acara bukak luwur\ganti kelambu
Sebagian besar masyarakat Desa Ngembal Kulon bergerak di bidang industri kecil dan rumah tangga, industri bahan bangunan dan jasa.
Masyarakat desa Ngembal Kulon adalah pengrajin genteng yang sudah mempunyai nama dipasaran baik tingkat nasional.
Dengan menyandang nama
“Genteng pres kodok Ngetuk”,
dengan kualitas yang tidak diragukan lagi.
Dan berkembang lagi produk gentheng jenis flam mirip jati wangi
orang sekitar menyebut genteng mantili
Keberadaan industri genteng adalah urat nadi perekonomian desa, dengan melibatkan tenaga kerja dari lingkungan sendiri yang berasal dari anggota keluarga juga menyedot tenaga kerja dari luar kota
Posisi desa Ngembal Kulon
dapat kita ketahui bersama termasuk kawasan strategis Kabupatan Kudus
karena dengan adanya jalan lingkar timur
dan jalan kudus-pati yang merupakan potensi perdagangan yang sangat menjanjikan.
Namun dalam industri gentheng mereka kalah sama pihak pedagang atau pemasok
Karena rata rata pembuat genteng kehidupannya cenderung pas pasan dibandingkan dengan bakul atau tengkulak gentheng yang lebih sejahtera kehidupannya
Walau mereka hartanya banyak tapi dalam bentuk persawahan warisan dari leluhurnya terdahulu
Makanya kalau orang daerah tersebut berangkat haji, harus menjual sawahnya dulu buat modal berhaji
Orang sekitar mengatakan kaji galeng
karena dia menunaikan ibadah haji, hasil dari menjual sawahnya
pembangunan NTC
(Ngembal Trade Centre).
NTC merupakan pasar modern yang pertama kalinya ada di provinsi Jawa Tengah.
Mudah mudahan Pembangunan NTC ini akan membawa dampak positif bagi perekonomian perdagangan di desa Ngembal Kulon.
sumber: https://www.facebook.com/InfoSeputarKudus/posts/959536754065749
*=>Rute menuju maqom beliau: Pertigaan Ngembal (pos polisi) ke selatan (ambil jalan yang sebelah kakan) lurus kira-kira 300 meter, ada sebuah gang (sebelum SPBU Ngembal) ambil kanan / ke barat lurus kira-kira 400 meter menelusuri jalan, sampai menemui Musholla Darul Falah disitulah makam beliau "MBAH NYAI JUWET".